Header Ads

Ular Berbahaya dan Mematikan di Indonesia

Ular Berbahaya dan Mematikan di Indonesia

Tak semua ular berbisa, tapi ada beberapa kelompok yang berevolusi untuk menyebar racun lewat celah atau saluran pada giginya. Inilah ular berbahaya yang bisa di jumpai di Indonesia

Welang


Ular bercorak hitam kuning ini bernama latin Bungarus fasciatus adalah sejenis ular berbisa anggota suku Elapidae. Kata Welang juga adaptasi dari kata Belang. Ular Welang dapat tumbuh hingga dua meter akan tetapi banyak dijumpai ular Welang dewasa hanya berkisar 1,5 meter saja.

Ular ini menyebar hampir di seluruh negara di Asia, termasuk Indonesia. Habitatnya di daerah pegunungan dengan ketinggian 2.300m diatas permukaan laut. Namun juga kini kerap dijumpai di wilayah hutan maupun rawa. Ia gemar bersembunyi dibawah tumpukan kayu dan batu. Welang juga kerap memangsa sesama ular. Ular ini tak mau menggigit di siang hari namun agresif di malam hari.

Weling


Ular Weling adalah ular yang hampir sama dengan Welang, hanya saja tubuhnya lebih kecil dengan belang warna putih. Ular ini banyak ditemukan di daerah Cirebon-Indramayu. Panjangnya hanya 1 meter saja. Ia menyukai lokasi hutan yang kering dan panas seperti hutan mangrove, semak belukar, perkebunan atau lahan pertanian.  Meski gigitannya tidak menimbulkan sakit namun efeknya fatal berkisar 5-20 jam.

King Kobra


King Cobra atau Ophiopagus Hannah memiliki ukuran 2 – 5,5 meter saat dewasa. Habitat asli hewan ini adalah dataran rendah, hutan tropis dan padang rumput hingga ketinggian 1800 meter diatas permukaan laut. Ular ini banyak ditemukan di pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan.

Ular ini memiliki racun jenis Postsynaptic Neurotoxins. Jika tergigit, korbannya akan mengalami mual, muntah, sakit kepala, pendarahan, pusing atau vertigo, pingsan, hingga kematian.

Kobra Jawa


Naja Sputatrix atau kobra jawa memiliki ukuran 1,3 hingga 1,85 meter saat dewasa. Habitat aslinya ada di sawah, padang rumput, sungai dan hutan tropis. Ular ini banyak ditemukan di pulau Jawa.

Racunnya yang bernama Postsynaptic neurotoxins ini memang tidak selalu mematikan tapi korban akan mengalami memar, sakit, bengkak, necrosis hingga pembusukan luka yang berakibat amputasi.

Tidak ada komentar