Header Ads

Kisah Tatang Koswara, Sniper TNI AD Indonesia

Kisah Tatang Koswara, Sniper TNI AD Indonesia

Inilah sniper terbaik kebanggaan Indonesia, Beliau bernama Tatang Koswara. Meskipun sudah meninggal dunia pada 3 Maret 2015 kemarin di usia 68 tahun. Nama beliau selalu dikenang atas jasa-jasanya untuk tanah air kita Indonesia.

Profil singkat Tatang Koswara adalah seorang Sniper dari TNI AD. Dalam dokumentasi Sniper Training, Techniques and Weapons karya Peter Brookesmith terbitan tahun 2000, nama Tatang masuk dalam daftar 14 besar Sniper’s Roll of Honour di dunia. Sebuah prestasi yang sangat luar biasa.

Ada kejadian unik saat pertama kali ia direkrut menjadi penembak sniper. Saat itu Indonesia belum memiliki Antiteror dan Sniper.

Kemudian muncullah usul untuk mengambil personil dari 4 kesatuan yaitu Koppasus (AD), Marinir (AL), Paskhas (AU) dan Brimob (Polri). Namun untuk angkatan pertama hanya diikuti perwakilan dari TNI AD, termasuk Tatang Koswara didalamnya.

Bersama ke tujuh rekannya ia terpilih masuk program mobile training teams (MTT) yang dipimpin langsung oleh pelatih Kapten Conway, dari Green Berets Amerika Serikat di periode tahun 1974 sampai 1975.

Setelah lama mendapatkan latihan keras militer dari Sniper, Kamuflase, menyusup, melacak jejak dll. Ia pun lulus dan mendapatkan senjata Winchester model 70. Diketahui pada saat itu, dari 60 peserta jumlah kelulusan hanya sebanyak 17 orang saja.

Sebuah kisah mengerikan mengawali karir Tatang sebagai ahli Sniper. Saat itu ia ditugaskan ke jantung pertahanan Markas Pasukan Fretelin di Timtim. Tanpa ia sadari, ternyata ia terjebak di sarang lawan.

Ia berada ditengah-tengahnya dengan 30 orang bersenjata lengkap sedang berjaga-jaga. Dalam pikirannya hanya ada satu bayangan, kematian. Namun, sebelum mati, ia harus membunuh komandan Fretelin terlebih dahulu.

Mudah baginya untuk membunuh sang Komandan, namun begitu banyak anak buahnya membuat Tatang harus berpikir lebih matang, bagaimana cara ia melarikan diri kalau sampai ketahuan. Sekian lama menunggu, waktu tepat di jam 17.00 Tatang berhasil menembak sang Komandan tepat di bagian kepalanya.

Sialnya, aksi penembakan tersebut ketahuan. Para pasukan Frentelin pun mengepungnya sambil menjaga jarak, sebab mereka sadar jangkauan senjata sniper Tatang jauh lebih berbahaya dibandingkan senjata mereka. Dari kejauhan mereka pun menembaki Tatang dengan membabi buta, alhasil 2 peluru berhasil menyarang dibagian betisnya.

Ia pun mencoba bertahan hidup sampai menunggu malam tiba untuk melarikan diri. Dengan keadaan berdarah yang tak berhenti mengalir, ia mencoba mencongkel peluru tersebut dengan gunting kuku. Kemudian mengikatkan luka tersebut dengan syal merah putih agar berhenti mengalir. Keajaiban terjadi, syal merah putih seolah menjadi penolongnya.

Dalam empat kali pertempuran di medan perang, tembakan jitu Tatang Koswara berhasil membunuh 80 orang. Yang luar biasa jusru pada aksi pertamanya. Dari 50 peluru senjatanya, 49 berhasil dengan tepat menewaskan semua musuhnya. Sedangkan 1 peluru sengaja disimpan olehnya.

Hal ini menurut penjelasan beliau, bahwa seorang Sniper dikenal pantang menyerah. Jika ia dalam keadaan terdesak, ia akan membunuh dirinya sendiri daripada harus tertangkap oleh musuh dan dijadikan tawanan, yang tentu saja jika seorang tawanan tak kuat menahan siksaan dari musuh, ia bisa membocorkan rahasia kesatuan militernya.

Tidak ada komentar